I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan
hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga Negara Indonesia
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Pembangunan ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan oleh
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diselenggarakan
berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Semangat
otonomi daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia telah membawa perubahan hubungan dan kewenangan antara Pemerintah dan
pemerintah daerah, termasuk di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup. Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam
kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu
dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh
dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan. Pemanasan global yang semakin
meningkat mengakibatkan perubahan iklim sehingga memperparah penurunan kualitas
lingkungan hidup karena itu perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
Perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang
dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan,pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup bertujuan untuk melindungi wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup, menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan Manusia, menjamin
kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem, menjaga
kelestarian fungsi lingkungan hidup, mencapai keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan lingkungan hidup, menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini
dan generasi masa depan, menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas
lingkungan hidup sebagai bagian dari hak asasi manusia, mengendalikan
pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana, mewujudkan pembangunan
berkelanjutan dan mengantisipasi isu lingkungan global.
B.
Maksud
dan Tujuan
Maksud
:
Melaksanakan
kewajiban bupati dalam melakukan pengawasan sesuai amanat pasal 72 Undang –
undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Melaksanakan
pembinaan dan pengawasan ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
terhadap ketentuan perizinan lingkungan dan peraturan perundang-undangan sesuai
amanat Pasal 63 ayat (3) huruf (i) dan Pasal 71 , 72, 73, 74 dan 75 Undang –
undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Tujuan
:
1. Mencegah
terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup akibat limbah cair,
gas, padat dan Limbah B3.
2. Mengurangi
terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup akibat aktifitas
usaha/kegiatan.
3. Tindak
lanjut pengaduan masyarakat akibat pencemaran dan atau kerusakan lingkungan.
4. Penyelesaian
sengketa lingkungan.
C.
Dasar
Pelaksanaan
1. Undang
– undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
2. Peraturan
Pemerintah No19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan
Laut.
3. Peraturan
Pemerintah No 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaan Udara.
4. Peraturan
Pemerintah No 85 Tahun 1999 tentang Perubahan atas PP No 18 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Limbah B3.
5. Peraturan
Pemerintah No 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan Tanah untuk
Produksi Biomassa.
6. Peraturan
Pemerintah No 04 Tahun 2001 tentang Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran
Lingkungan Hidup yang berkaitan dengan Kebakaran Hutan.
7. Peraturan
Pemerintah No 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan B3.
8. Peraturan
Pemerintah No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.
9. Peraturan
Pemerintah No 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.
10. Keputusan
MENLH Nomor 7 Tahun 2001 tentang Pejabat Pengawas LH dan Pejabat Pengawas LH
Daerah.
11. Keputusan
Kepala Bapedal Nomor 27 Tahun 2001 tentang Pembentukan Satuan Tugas Penyidik
Pegawai Negeri Sipil (PPNS) LH di Bapedal.
12. Keputusan
MENLH Nomor 56 Tahun 2002 tentang Pedoman Umum Pengawasan Penaatan LH Bagi
Pejabat Pengawas.
13. Keputusan
MENLH Nomor 57 Tahun 2002 tentang Tata Kerja Pejabat Pengawas LH di Kementerian
Lingkungan Hidup.
14. Keputusan
MENLH Nomor 58 Tahun 2002 tentang Tata Kerja Pejabat Pengawas LH Di
Propinsi/Kabupaten/Kota.
15. Peraturan
MENLH Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pencegahan Pencemaran dan/atau Kerusakan
Lingkungan Hidup Akibat Pertambangan Emas Rakyat.
16. Peraturan
MENLH Nomor 30 Tahun 2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta Pengawasan Pemulihan
Akibat Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun oleh Pemerintah Daerah.
17. Peraturan
MENLH Nomor 09 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pengaduan dan Penanganan Pengaduan
Akibat Dugaan Pencemaran dan/atau Perusakan LH.
18. Peraturan
MENLH Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara di
Daerah.
19. Keputusan
Gubernur Jatim No 45 Tahun 2002 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi
Usaha/Kegiatan di Jawa Timur.
20. Peraturan
Daerah Kabupaten Banyuwangi No 3 Tahun 2011 tentang Pengendalian Pencemaan Air
di Kabupaten Banyuwangi.
21. Dokumen
Pelaksanaan Perubahan Anggaran SKPD Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi
Nomor 1.08.02.16.04.5.2.
A. Pengendalian Pencemaran Air
Berdasarkan
pantauan kepemilikan IPAL pada 27 usaha kegiatan menunjukkan bahwa pada Tahun
2012 dari 27 IPAL, 11 IPAL (40,74%) dalam kondisi belum optimal, sedangkan pada
tahun 2013 27 IPAL (100%) dalam kondisi optimal. Pada Tahun 2013 juga terdaat
penambahan pembangunan IPAL pada beberapa perusahaan yaitu sebanyak 3 unit.
Tabel 2. Kondisi IPAL di beberapa Perusahaan
No
|
Nama Perusahaan
|
Bidang Usaha
|
Kondisi IPAL
Tahun 2012
|
Kondis IPAL Tahun 2013
|
1
|
PT. Kertas Basuki
Rahmat
|
Produksi
Kertas
|
Optimal
|
Optimal
|
2
|
Pertamina TBBM
Tanjungwangi
|
Migas
|
Optimal
|
Optimal
|
3
|
RSUD Blambangan
|
Kesehatan
|
Optimal
|
Optimal
|
4
|
RSUD Genteng
|
Kesehatan
|
Optimal
|
Optimal
|
5
|
RS AL-Huda
|
Kesehatan
|
Optimal
|
Optimal
|
6
|
PT. Istana Cipta
Sembada
|
Pengolahan
Ikan
|
Optimal
|
Optimal
|
7
|
CV. Sari Tirta Jaya
|
Pengolahan
Ikan
|
Optimal
|
Optimal
|
8
|
CV. Sumber Asia
|
Pengolahan
Ikan
|
Optimal
|
Optimal
|
9
|
PT. Surya Adikumala
Abadi
|
Pengolahan
Ikan
|
Belum
optimal
|
Optimal
|
10
|
PT. Suri Tani Pemuka
|
Pengolahan
Ikan
|
Optimal
|
Optimal
|
11
|
PT. Windu Blambangan
Sejahtera
|
Pengolahan
Ikan
|
Belum
Optimal
|
Optimal
|
12
|
PT. 1368
|
Pengolahan
Ikan
|
Belum
Optimal
|
Optimal
|
13
|
PT. Blambangan Food
Packer Indonesia
|
Pengolahan
Ikan
|
Optimal
|
Optimal
|
14
|
UD. Anis
|
Pengolahan
plastik
bekas
|
Belum
Optimal
|
Optimal
|
15
|
PT. Maya
|
Pengolahan
Ikan
|
Optimal
|
Optimal
|
16
|
PT. Sumber Yala Samudera
|
Pengolahan
Ikan
|
Belum
Optimal
|
Optimal
|
17
|
CV. Pasifik Harvest II
|
Pengolahan
Ikan
|
Belum
Optimal
|
Optimal
|
18
|
PT. FKS Multi Agro
|
Pengolahan
Ikan
|
Belum
Optimal
|
Optimal
|
19
|
PT. Indojaya Pratama
|
Pengolahan
Ikan
|
Belum
Optimal
|
Optimal
|
20
|
PT. Avilla Prima
Intramakmur
|
Pengolahan
Ikan
|
Belum
Optimal
|
Optimal
|
21
|
CV. Sumber Rejeki
|
Pengolahan
Ikan
|
Belum
Optimal
|
Optimal
|
22
|
CV. Surya Blambangan
Kencana
|
Pengolahan
Ikan
|
Belum
Optimal
|
Optimal
|
23
|
PT. Pefect
International Food
|
Pengolahan
Ikan
|
Optimal
|
Optimal
|
24
|
PT. Eratama Putra
Mandiri
|
Pengolahan
Ikan
|
Optimal
|
Optimal
|
25
|
Industri Kecil Tahu
Gitik Rogojampi
|
Tahu
|
Optimal
|
Optimal
|
26
|
Industri Kecil Tahu
Gitik Rogojampi
|
Tahu
|
Optimal
|
Optimal
|
27
|
Industri Kecil Tahu
Srono
|
Tahu
|
Belum
terbangun
|
Terbangun
|
28
|
RS. Bhakti Husada
Krikilan
|
Kesehatan
|
Belum
Optimal
|
Optimal
|
29
|
PT. Banyuwangi Cannery
Indonesia
|
Pengolahan
Ikan
|
Belum
punya
|
Proses
pembangunan
|
30
|
PT. Karya Manunggal
Prima Sukses
|
Pengolahan
Ikan
|
Kurang
Optimal
|
Proses
pembangunan dan optimalisasi
|
Pada Tahun 2013 terdapat 26 perusahaan yang telah
melakukan kewajiban untuk memeriksakan kualitas air limbah yaitu
No
|
Nama Perusahaan
|
No
|
Nama Perusahaan
|
1
|
PT. Suri Tani Pemuka
|
14
|
RS. Bhakti Husada
|
2
|
PT. Windu Blambangan Sejahtera
|
15
|
RSUD Genteng
|
3
|
PT. Sumber Yala Samudera
|
16
|
RS AL Huda
|
4
|
PT. Maya Muncar
|
17
|
PT. Indojaya Pratama
|
5
|
PT. Avilla Prima Intra Makmur
|
18
|
PT. Surya Adikumala Abadi
|
6
|
PT. NAFO
|
19
|
PT. Sari Tirta Jaya
|
7
|
PT. Tuna Indonesia Mandiri (TIM)
|
20
|
Perkebunan Kalibendo
|
8
|
PT. Blambangan Food Packer Indonesia (BFPI)
|
21
|
PT. Eratama Putra Mandiri
|
9
|
PT. Sejahtera Usaha Bersama
|
22
|
CV. Sumber Asia
|
10
|
PT. Istana Cipta Sembada
|
23
|
Klinik Gladiol
|
11
|
Perkebunan
Glen Nevies
|
24
|
Klinik Rahayu Medika
|
12
|
Perkebunan Malangsari
|
25
|
Klinik Sanggar Medika
|
13
|
Perkebunan Trebasala
|
26
|
UD. Anis
|
Dari sekian usaha / kegiatan, yang telah memiliki Izin
Pembuangan Limbah Cair (IPLC) pada Tahun 2013 adalah :
1. PT.
Pabrik Kertas Basuki Rahmat
2. PT.
Blambangan Food Packer Indonesia
3. PT.
Pertaminan TBBM Tanjungwangi
4. PT.
Windu Blambangan Sejahtera
5. PT.
Iroha Sidat Indonesia
6. PT.
Istana Cipta Sembada
B. Pengendalian Pencemaran Udara
Pada Tahun 2012 perusahaan yang memeriksakan emisi dan
udara ambient sebanyak 5 perusahaan sedangkan pada Tahun 2013 sebanyak 12 perusahaan
telah melakukan pemeriksaan emisi udara atau tejadi peningkatan 140% dari tahun
2012.
Tabel
3. Uji Udara oleh Perusahaan
No
|
Nama
Perusahaan
|
Jenis Pemeriksaan
Udara
|
|
Emisi
|
Ambient
|
||
1.
|
PT. Suri Tani Pemuka
|
Ö
|
Ö
|
2.
|
PT. Sumber Yala Samudera
|
Ö
|
Ö
|
3.
|
PT. Blambangan Food Packer Indonesia
|
Ö
|
Ö
|
4.
|
PT. Sejahtera Usaha Bersama
|
Ö
|
Ö
|
5.
|
PT. Sarifeed
|
Ö
|
Ö
|
6.
|
PT. Maya
|
Ö
|
Ö
|
7.
|
CV. Sumber Asia
|
Ö
|
Ö
|
8.
|
CV. Indojaya Pratama
|
Ö
|
Ö
|
9.
|
PT. Avilla Prima Intra Makmur
|
Ö
|
Ö
|
10.
|
PT. Pabrik Kertas Basuki Rahmat
|
Ö
|
Ö
|
11.
|
Pertamina Tanjungwangi
|
|
Ö
|
12.
|
PUSRI
|
|
Ö
|
C. Pengendalian Kerusakan Tanah akibat Tambang
mineral non logam dan batuan.
Pada Tahun 2012 terdapat 30 kegiatan tambang mineral non
logam dan batuan tanpa dokumen lingkungan, Tahun 2013 ke 30 pengusaha tambang
sedang proses perijinan dan 6 Perusahaan tambang telah memiliki dokumen
lingkungan dan 3 perusahaan telah memiliki izin usaha tambang.
D. Pengendalian Limbah B3 (Bahan Berbahaya
dan Beracun).
Pada Tahun 2013 terdapat 5 perusahaan penghasil LB3 yang
telah memiliki tempat penampungan
sementara LB3 dan memiliki Izin Penampungan Sementara LB3 yaitu
1. PT.
Pabrik Kertas Basuki Rahmat
2. PT.
Suri Tani Pemuka
3. PT.
Pertamina TBBM Tanjungwangi
4. PT.
Santos
5. PT.
Blambangan Food Packer Indonesia
E. Tindak lanjut Pengaduan
Penanganan Pengaduan via website
pengaduan.banyuwangikab.go.id
Gambar
1. Pengaduan melalui website pengaduan.banyuwangikab.go.id
Pengaduan melalui website pengaduan.banyuwangikab.go.id
pada tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan pada Tahun 2012. Pada tahun
2012 terdapat 6 pengaduan sedangkan pada Tahun 2013 terdapat 5 pengaduan kasus
lingkungan hidup.
Tabel 3. Penanganan Pengaduan Via website
Tanggal Pengaduan
|
Nama pengadu
|
Alamat Pengadu
|
Keterangan Aduan
|
Tindak Lanjut Pengaduan
|
17/07/2013
|
Alan Rahmana Putra
|
Banyuwangi
|
Saya berharap aparat
pemerintahan melihat langsung tentang adanya pencemaran limbah di pulau merah
apakah benar adanya, saya mengetahui informasi tersebut dari youtube dan ini
linknya httpwww.youtube.com watchvuXyzUIJ0_OA mohon untuk di tindak lanjuti,
sangat memprihatinkan jika salah satu icon pariwisata di banyuwangi rusak
tercemari oleh limbah dari oknum tidak bertanggung jawab.
|
Telah dilakukan
pemeriksaan kadar merkuri dalam darah dan kuku masyarakat sekitar pancer,
sumberagung. Air Laut, Air Sungai dan udara ambient sekitar produksi emas
(gelondongan)
|
11/06/2013
|
Selamet
|
Tukang Kayu
|
udara di sekitar jl
kepiting bau menyengat busuk dari limbah pabrik pengeringan kulit udang punya
AHAE yang berlokasi di tepi pantai pesisir sobo.dengan cara membuang limbah
pabrik di area tambak dan bibir pantai.sehingga baunya terbawa oleh
udara.mohon Badan Lingkungan Hidup dan Pelayanan Perizinan Terpadu apakah
prabrik tersebut sudah mengatongi izin pendirian IMB dan HO.
|
Terdapat 3 pengusaha
pengolahan kulit udang. 1 sudah memiliki izin sedangkan 2 usaha rakyat belum
memiliki izin.
|
22/05/2013
|
Ansori
|
Banyuwangi
|
saya merasa terggangu
dengan bau limbah yang terbawa arah angin dari pabrik penggelolaan kulit
udang milik aheng vionata yang bertempat di tepi pantai pesisir sobo.dan apa
sudah mengantongi Izin dampak limbah dari badan LINGKUNGAN HIDUP.mohon tanggapan
dan tidakan tegas dari pihak BADAN LINGKUNGAN HIDUP.
|
Terdapat 3 pengusaha
pengolahan kulit udang. 1 sudah memiliki izin sedangkan 2 usaha rakyat belum
memiliki izin.
|
08/04/2013
|
Alma
|
Banyuwangi
|
Saya ingin melanjutkan
pertanyaan saya sebelumny. Saya ingin tahu berapa jumlah pohon yang harus
digantikan untuk melakukan penebangan 1 pohon. Terima kasih
|
Informasi tentang
pohon kurang lengkap, sehingga tidak bisa dihitung cadangan karbon,
Jumlah tanaman dapat
dihitung dari jumlah cadangan karbon tanaman yang dipotong minimal sama
dengan jumlah cadangan karbon tanaman yang akan ditanam
|
Tabel 4. Penanganan Pengaduan Via surat
No
|
Tanggal Pengaduan
|
Nama, Alamat Pengadu
|
Nama Kegiatan yang
diadukan
|
Tanggal verifikasi
Pengaduan
|
Tingkat Penyelesaian
Kasus
|
1
|
2 Maret 2013
|
Warga Desa Plampangrejo dan Desa Kradenan
|
Penambangan pasir di Hulu Dam K Setail Desa Sidorejo Kec.
Purwoharjo
|
5 Mei 2013
|
Selesai
|
2
|
22 Mei 2013
|
Hotel Ketapang Indah
|
Pembuatan pakan ternak PT. Suri Tani Pemuka
|
22 Mei 2013
31 Mei 2013
|
Selesai
|
3
|
11 Juni 2013
|
Selamet,
Kel. Tukangkayu
Kec. Banyuwangi
|
Pengolahan kulit dan kepala udang
|
12 Juni 2013
|
Selesai
|
4
|
11 Desember 2013
|
Warga Dusun Amerthasari Desa Watukebo Kec. Rogojampi
|
Penggalian Pasir tanpa Izin
|
Diserahkan ke Satpol PP
|
Penutupan
|
5
|
15 November 2013
|
Masyarakat terkena dampak
|
PT. Megah Raya Kontruksi (Merak)
|
26 November 2013
|
Selesai
|
6
|
18 November 2013
|
Pemberitaan Radar Banyuwangi
|
Peternakan Rudi Purwanto
|
3 Desember 2013
|
Penutupan
|
7
|
12 Desember 2013
|
LSM YPMN Banyuwangi
|
Kolam Labuh PT. Sumber Yala Samudera
|
Rencana Januari 2014
|
Proses
|
Diagram 2. Frekuensi pengawasan per bulan Tahun 2013
Tabel
5. Hasil Pengawasan
No.
|
Nama
Perusahaan/Pemrakarsa
|
Waktu (tgl/bln/thn)
|
Hasil pengawasan
|
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
|
1
|
PT. Blambangan Food Packer Indonesia
|
08/01/2013
|
Pembangunan IPAL telah selesai, tahap uji coba,
|
|
2
|
PT. Pasific Masami Indonesia
|
22/01/2013
|
Penghentian Reklamasi tanpa izin
|
|
3
|
PT. 1368
|
06/02/2013
|
IPAL tidak berfungsi optimal, perintah perbaikan IPAL,
Pemasangan pengukur debit, pengujian mutu air limbah.
|
|
4
|
PT. Banyuwangi Indo Raya
|
07/02/2013
|
Penambahan barrier tanaman, agar debu tertahan di lingkungan
pabrik
|
|
5
|
PT. FKS
|
07/02/2013
|
produksi tidak kontinyu, tidak melakukan pemeriksaan mutu air
limbah secara rutin, IPAL kurang representatif
|
|
6
|
CV. Pasific Harvest unit I dan II
|
08/02/2013
|
Air Limbah dibuang langsung ke sungai, rencana pembangunan IPAL
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
RSUD Blambangan
|
08/02/2013
|
Mutu air limbah hampir mendekati baku mutu, belum memiliki IPLC,
dokumen lingkungan tidak sesuai dengan kondisi sekarang, belum ada izin TPS
LB3, belum ada Izin operasi Incenerator
|
|
8
|
CV. Pasific Harvest unit III
|
09/02/2013
|
Tidak memiliki IPAL tersendiri, air limbah dialirkan ke IPAL
pabrik unit I dan II
|
|
9
|
PT. Blambangan Food Packer Indonesia
|
09/02/2013
|
IPAL telah optimal, uji mutu air limbah rutin, belum ada IPLC
|
|
10
|
PT. Avila Prima Intra Makmur
|
12/02/2013
|
pembangunan fisik IPAL telah mencapai 80%, perintah percepatan
pembangunan IPAL dan pengurusan IPLC
|
|
11
|
PT. Sumber Yala Samudera
|
12/02/2013
|
fisik IPAL masih 90%, perintah percepatan pembangunan fisik IPAL
sampai 100%
|
|
12
|
PT. Timur Putra Sentosa
|
13/02/2013
|
sebagian air proses produksi asbes keluar melalui saluran
drainage, sehingga sungai berwarna putih karena pencemaran mil dan gipsum,
perintah perbaikan instalasi produksi dan menerapkan produksi bersih.
|
|
No.
|
Nama
Perusahaan/Pemrakarsa
|
Waktu (tgl/bln/thn)
|
Hasil pengawasan
|
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
|
14
|
Tambak Pitoyo
|
07/03/2013
|
pengosongan air tambah berpotensi mencemari lingkungan karena
mengandung banyak material organik, perlu pengolahan air untuk menyaring air
tambak yang akan dibuang ke lingkungan
|
|
15
|
CV. Sumber Asia
|
02/04/2013
|
membangun IPAL modifikasi dengan bahan sederhana
|
|
16
|
PT. Maya Muncar
|
02/04/2013
|
IPAL sedang dalam perbaikan, perintah pembuatan TPS LB3
|
|
17
|
PT. Sumber Yala Samudera
|
02/04/2013
|
Fisik IPAL telah selesai, namun peralatan pendukung seperti
blower dan pompa belum terpasang, perintah percepatan pemasangan peralatan
pendukung
|
|
18
|
PT. Pertamina Tanjungwangi
|
19/04/2013
|
peserta proper dengan hasil terakhir Hijau
|
|
19
|
CV. Sumber Asia
|
07/05/2013
|
Perintah pengurusan IPLC dan pembuatan TPS LB3
|
|
20
|
PT. Blambangan Food Packer Indonesia
|
07/05/2013
|
Limbah berserakan di lahan, perintah perbaikan TPS dan pembuatan
TPS LB3
|
|
21
|
PT. Banyuwangi Cannery Indonesia
|
08/05/2013
|
Tidak memiliki IPAL, air limbah langsung dibuang ke laut,
potensi pencemaran udara dari boiler bahan bakar kayu, perintah pengolahan
air limbah sebelum dibuang ke lingkungan.
|
|
22
|
PT. Suri Tani Pemuka
|
08/05/2013
|
hasil klarifikasi pengaduan, sumber bau berasal dari proses
pengeringan pakan ternak, perintah perbaikan stack dengan meminimalisir bau
dengan wet scrubber
|
|
23
|
PT. Sagraha Satya Suwahita
|
14/05/2013
|
telah memiliki dokumen lingkungan, proses pembangunan fisik perusahaan
pengumpul LB3 belum selesai
|
|
24
|
PT. Suri Tani Pemuka unit Hatchery
|
03/06/2013
|
Pembuangan air pada saat panen benur tidak dilakukan
pengendapan,
|
No.
|
Nama
Perusahaan/Pemrakarsa
|
Waktu (tgl/bln/thn)
|
Hasil pengawasan
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
26
|
CV. Banyuwangi Mega Segara
|
13/06/2013
|
pada saat dilakukan pengawasan tidak ada proses produksi,
sehingga tidak diketahui proses IPAL
|
27
|
CV. Tanjung Mekar
|
13/06/2013
|
Potensi pencemaran berasal dari pembakaran kayu untuk mencairkan
garam, limbah cair berupa limbah domestik
|
28
|
PT. Aneka Tuna Indonesia
|
13/06/2013
|
tidak ada proses pemotongan dan pembersihan ikan, sehingga
limbah yang dihasilkan sangat sedikit
|
29
|
PT. Suri Tani Pemuka
|
13/06/2013
|
hasil klarifikasi pengaduan, bau masih muncul terutama pada saat
angin dari utara dan timur
|
30
|
PTPN XII Kendenglembu
|
01/07/2013
|
air limbah sebagian untuk aplikasi lahan dan sebagian di buang
langsung ke badan air tanpa pengolahan
|
31
|
PT. Banyuwangi Cannery Indonesia
|
18/07/2013
|
IPAL sedang dalam proses pembangunan, menggunakan desain IPAL
Portable.
|
32
|
PT. Surya Adikumala Abadi
|
19/07/2013
|
pembangunan IPAL menggunakan sebagian lahan tambak di dalam
kawasan pabrik setelah pembangunan IPAL diluar pabrik ditolak, fisik IPAL
telah mencapai 70%
|
33
|
PT. Blambangan Food Packer Indonesia
|
25/07/2013
|
IPAL sedang off seminggu karena ada masalah, perintah uji
kualitas air limbah rutin, uji emisi boiler 6 bulan sekali
|
34
|
PT. Maya Muncar
|
25/07/2013
|
IPAL dalam tahap operasi normal, tetapi ada potensi by pass
|
35
|
PT. Sumber Yala Samudera
|
25/07/2013
|
IPAL dalam tahap uji coba, perintah pengurusan IPLC ke BLH dan
uji kualitas air limbah rutin setiap bulan
|
No.
|
Nama
Perusahaan/Pemrakarsa
|
Waktu (tgl/bln/thn)
|
Hasil pengawasan
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
36
|
CV. Pasific Harvest unit I dan II
|
26/07/2013
|
IPAL dalam tahap kontruksi 80%
|
37
|
CV. Sumber Asia
|
29/07/2013
|
Pengurusan IPLC dan TPS LB3
|
38
|
PT. Avila Prima Intra Makmur
|
29/07/2013
|
IPAL telah selesai 100% terbangun, tahap uji coba IPAL
|
39
|
PTPN XII Perkebunan Glenmore
|
04/09/2013
|
air limbah sebagian untuk aplikasi lahan dan sebagian di buang
langsung ke badan air tanpa pengolahan
|
40
|
PT. Altus
|
20/09/2013
|
belum memiliki UKL-UPL sebagai syarat izin TPS LB3
|
41
|
PT. Santos
|
20/09/2013
|
telah memiliki TPS LB3 dan Izin TPS LB3, termasuk peserta Proper
|
42
|
PT. Sejahtera Usaha Bersama
|
24/09/2013
|
air limbah berasal dari perendaman kayu sehingga air limbah yang
dibuang cenderung asam, telah memiliki IPAL. Potensi pencemaran lain berasal
dari boiler dengan bahan bakar potongan kayu. Perlu uji emisi setiap 6 bulan
sekali dan uji air limbah setian bulan sekali
|
43
|
PT. Bali Multi Walet
|
25/09/2013
|
air limbah berasal dari pencucian sarang walet. Perintah
perbaikan pengolahan air limbah sebelum dibuang ke badan air
|
44
|
PT. Aremix Planindo
|
26/09/2013
|
kondisi topografi menyebabkan debu proses penghancuran batu
menutupi sebagian tanaman penduduk sehingga adanya keluhan gagal berbuah.
Perintah perbaikan dengan barrier tanaman di dalam pabrik dengan jumlah dan
jenis tanaman yang tepat. Melakukan uji emisi setiap 6 bulan dan pemasangan
peralatan pendukung uji emisi pada stack
|
45
|
PT. 1368
|
27/09/2013
|
outlet IPAL terlalu pendek, sehingga pada saat air laut surut,
air limbah tidak tercampur dengan sempurna dengan air laut dan menimbulkan
bau
|
46
|
PT. Suri Tani Pemuka
|
27/09/2013
|
Penambahan kapur pada stack untuk penangkap H2S dan NH3
|
47
|
PTPN XII Sumberjambe
|
02/10/2013
|
air limbah sebagian untuk aplikasi lahan dan sebagian di buang
langsung ke badan air tanpa pengolahan
|
No.
|
Nama
Perusahaan/Pemrakarsa
|
Waktu (tgl/bln/thn)
|
Hasil pengawasan
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
48
|
PT. Surya Adikumala Abadi
|
07/10/2013
|
Fisik IPAL telah selesai 100%, sedang dalam tahap pengisian IPAL
dengan air limbah dan uji coba IPAL, perintah uji kualitas air limbah setiap
bulan sekali
|
49
|
CV. Pasific Harvest unit I dan II
|
08/10/2013
|
IPAL dalam tahap uji coba,
|
50
|
WKOPP Muncar
|
10/10/2013
|
perintah penghentian kegiatan pengolahan ubur-ubur liar, setiap
pengolahan ubur-ubur wajib mengelola limbah yang dibuang
|
51
|
PT. Karya Manunggal Prima Sejahtera
|
11/10/2013
|
IPAL yang dimiliki tidak representatif dan tidak melakukan
pemantauan kualitas air limbah secara rutin
|
52
|
PT. Perfect International Food
|
11/10/2013
|
Sudah memiliki IPAL, namun belum melakukan pemantauan air limbah
secara rutin
|
53
|
PTPN XII Kalikempit
|
16/10/2013
|
air limbah sebagian untuk aplikasi lahan dan sebagian di buang
langsung ke badan air tanpa pengolahan
|
54
|
PTPN XII Kalisepanjang
|
17/10/2013
|
air limbah sebagian untuk aplikasi lahan dan sebagian di buang langsung
ke badan air tanpa pengolahan
|
55
|
PTPN XII Sungailembu
|
21/10/2013
|
air limbah sebagian untuk aplikasi lahan dan sebagian di buang
langsung ke badan air tanpa pengolahan
|
56
|
PETI Sumberagung
|
23/10/2013
|
kegiatan proses penghancuran batu, pencampuran dengan amalgam
dilakukan di kawasan penduduk, sisa air proses hanya dilakukan pengendapan
pada bak yang tidak kedap air.
|
No.
|
Nama
Perusahaan/Pemrakarsa
|
Waktu (tgl/bln/thn)
|
Hasil pengawasan
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
58
|
PTPN XII Kalirejo
|
25/10/2013
|
air limbah sebagian untuk aplikasi lahan dan sebagian di buang
langsung ke badan air tanpa pengolahan
|
59
|
PTPN XII Jatirono
|
28/10/2013
|
air limbah sebagian untuk aplikasi lahan dan sebagian di buang
langsung ke badan air tanpa pengolahan
|
60
|
PTPN XII Kalitlepak
|
13/11/2013
|
air limbah sebagian untuk aplikasi lahan dan sebagian di buang
langsung ke badan air tanpa pengolahan
|
61
|
PT. Banyuwangi Cannery Indonesia
|
14/11/2013
|
sedang tahap pemasangan IPAL portable, perintah pengurusan IPLC
ke Menteri LH
|
62
|
CV. Megah Raya Kontruksi
|
15/11/2013
|
belum memiliki dokumen lingkungan, perintah pembuatan dokumen
lingkungan dan penghentian kegiatan yang tidak sesuai dengan izin sebelumnya
|
63
|
PT. 1368
|
19/11/2013
|
Pengurusan IPLC ke KLH
|
64
|
PT. PP Glen Falloch
|
20/11/2013
|
air limbah sebagian untuk aplikasi lahan dan sebagian di buang
langsung ke badan air tanpa pengolahan
|
65
|
PT. Istana Cipta Sembada
|
27/11/2013
|
Taat, sesuai peraturan
|
66
|
PTPN XII Malangsari
|
04/12/2013
|
air limbah sebagian untuk aplikasi lahan dan sebagian di buang
langsung ke badan air tanpa pengolahan
|
I.
PERMASALAHAN
A.
Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi
Terbatasan sumber
daya manusia menjadi kendala utama dalam pelaksanaan pengawasan, keterbatasan
itu terdiri dari jumlah, kemampuan dan kewenangan. Berdasarkan jumlah saat ini masih terdapat 1
orang yang mendapat kesempatan diklat dasar pengawasan, sementara kebutuhan
minimal adalah 5 orang. Berdasarkan kemampuan minimnya jumlah tenaga yang
memiliki latar belakang pendidikan teknis dan diklat tenis yang sesuai dengan
pelaksanaan tugas dan wewenang. Berdasarkan kewenangan masih terdapat
kekurangan, dimana belum ada penetapan
pejabat pengawas oleh Bupati.
B. Usaha
/Kegiatan
Masih banyaknya
pemilik kegiatan/usaha yang belum taat melaksanakan ketentuan dalam peraturan
bidang lingkungan hidup, sehingga berpotensi melakukan pencemaran dan / atau
perusakan lingkungan hidup.
II.
PEMECAHAN
MASALAH
1. Perlu
diadakan sosialisasi kepada usaha/kegiatan akan hak dan kewajiban pengusaha
dalam kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
2. Perlu
adanya sosialisasi kepada pemilik/penanggungjawab kegiatan usaha dan
masyarakat tentang peraturan
perundang-undangan bidang lingkungan hidup.
3. Bekerja
sama dengan institusi penegak hukum lainnya untuk shock terapi pada usaha/kegiatan
yang tidak mungkin lagi dilakukan pembinaan.
4. Peningkatan
SDM BLH dengan usulan diklat teknis ke Kementerian Lingkungan Hidup.
III. KESIMPULAN
Pengawasan terhadap ketaatan usaha/kegiatan telah
memberikan sumbangan dalam upaya perlindungan lingkungan hidup dengan
meningkatnya jumlah IPAL yang telah dibangun oleh Pengusaha. Pengawasan akan lebih
ditingkatkan agar semua perusahaan yang membuang limbah cair mengolah limbah
cair dalam IPAL sebelum dibuang ke lingkungan. Perusahaan penghasil emisi
mengelola emisi dengan baik dan perusahaan penghasil Limbah B3 mengelola limbah
B3 dengan baik sehingga tidak menimbulkan pencemaran dan perusakan lingkungan
oleh karena itu untuk menjamin terlindunginya lingkungan dari potensi
pencemaran dan kerusakan lingkungan diperlukan upaya pengawasan yang terus
menerus.